Kesenian dan kebudayaaan merupakan sebuah kekayaan yang hidup bersama masyarakat dalam suatu bangsa, namun keberadaan seni dan budaya akan hilang secara perlahan mengikut

i perubahan zaman jika masyarakat tidak peduli akan kelestariannya. Sehingga menjaga dan melestarikan kekayaan menjadi hal penting yang harus dilakukan agar eksistensinya tetap ada dalam kehidupan masyarakat, untuk itu membutuhkan upaya membangun kesadaran dari setiap pribadi sehingga ada atau tidak adanya dukungan dari luar msyarakat akan tetap dilestarikan.

Sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan kakayaan seni dan budaya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Nanggala Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang merupakan salah satu unit kegiatan yang bergerak dibidang seni dan budaya menyelenggarakan acara Temu Teater Nusantara yang ke-XV bersama komunitas para pecinta seni dan budaya di pelosok nusantara untuk menjaga dan melesatarikan seni dan budaya yang berlangsung pada 02-12/08/2017.

Acara Temu Teater Nusantara XV yang mengakat tema “Madura, Jembatan, dan Lautan yang Terlupakan” di hadiri langsung Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si, Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr. Deni Setya Bagus Yuherawan, S.H.,M.H, dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan H. Boedi Mustiko, S.H.,M.H, serta Badan Kelengkapan Universitas yang meliputi Presma, Wapresma dan DPM. Disamping itu turut hadir juga undangan yang meliputi Direktur Kemahasiswaan kemenristekdikti Dr. H. Didin Muhidin, M. Pd, Wakil Bupati Ir. H. Mundzir Rofi’i, Polsek Kamal dan Kepala Camat Kamal.

Baijuri yang merupakan salah satu panitian acara menuturkan bahwa tujuan dilaksanakannya Temu Teater Nusantara XV diantaranya adalah bertemu serta berteman, selanjutnya yang tidak kalah penting dibicarakan adalah mengawal isu-isu aktual yang ada di daerah seperti kebudayaan yang sekarang semakin terlepas dan hilang sehingga para pecinta teater, seni dan budaya bisa mendiskusikan. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa ada pergeseran di darat maupun di laut yang saat ini dirasakan seperti tradisi laut misalnya yang biasa dilakukan masyarakat pesisir, hal tersebut juga menggugah kesadaran kami. Ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Go to top